Rabu, 22 Juni 2011

bhd


BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
Tujuan BHD
1.       Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernafasan
2.       Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru ( RJP ).
Sumbatan Total
*      FRC (Functional Residual Capacity) = 2500 ml
*      Kadar O2 15% X 2500 ml = 375 ml
*      Kebutuhan O2 permenit = 250 ml
*      Bila ada sumbatan total à O2 dalam paru habis dalam: 375/250= 1,5 menit

     Keterlambatan                    Kemungkinan
*             BHD                                     berhasil
*               
*            1 menit                                     98 dari 100
*            3 menit                                     50 dari 100
*           10 menit                                      1 dari 100
Siapa yang harus mendapatkan pertolongan ?
1.       Korban yang menurut kita pantas dilakukan pertolongan
§  Usia muda trauma
§  Witness cardiac arrest yang bukan sakit kronis atau terminal stage
2.       Korban yang tidak perlu ditolong
§  Pasien usia lanjut dengan sakit yang lama
§  Terminal stage (cancer, GGK , sakit sukar sembuh berobat lama)
Langkah-langkah BHD
1.       Pastikan keamanan penolong dan pasien
2.       Nilai Respon Pasien: Hati-hati kemungkinan trauma leher, Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu
3.       Bebaskan Jalan Napas : dg Head-Tilt, Chin lift, Jow trust
Bila pernafasan dan sirkulasi kembali normal dan korban tidak diduga memiliki cedera cervikal POSISI SISI MANTAP
EVALUASI
Ò  Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali.
Ò  Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
Ò  Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap.
Ò  Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap 10 detik.
Ò  Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
RJP DIHENTIKAN
Ò  Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
Ò  Ada yang lebih bertanggung jawab
Ò  Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada respon.
Ò  Adanya DNAR
Ò  Tanda kematian yang irreversibel
RJP TIDAK DILAKUKAN
Ò  DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
Ò  Tanda kematian : rigor mortis, dekapitasi
Ò  Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat jelek dengan terapi maksimal
Ò  Bila menolong korban akan membahayakan penolong
KOMPLIKASI RJP
Ò  Nafas buatan :
É  inflasi gaster
É  regurgitasi
É  mengurangi volume paru
Ò  Bila terjadi inflasi gaster
É  perbaiki jalan nafas
É  hindari TV yang besar dan laju nafas yang cepat
KOMPLIKASI RJP
É  Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan salah.
É  Pneumothorax
É  Hemothorax
É  Kontusio paru
É  Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah heper (limpa)
É  Emboli lemak
BASIC LIFE SUPPORT
Ò  Penekanan pentingnya kualitas kompresi dada yang baik.
Ò  Target kedalaman 5 cm, kecepatan 100/menit, biarkan dada mengembang, minimalkan interupsi kompresi.
Ò   Agonal gasping is arrest
ADVANCED LIFE SUPPORT KEY ITEMS
q  Bila korban sudah diintubasi, lanjutkan kompresi dada tanpa berhenti (kecuali untuk defibrillasi atau pemeriksaan denyut nadi), kecepatan 100 x/menit, dan ventilasi paru 10 x/menit.
q  Hindari hiperventilasi.
q  Ventilasi mekanis menghemat kerja
q  Segera lakukan kompresi dada sesaat setelah tindakan defibrillasi untuk meminimalkan pemberhentian terhadap kompresi dada, tanpa terlebih dahulu memeriksa ritme EKG korban
q  Usahakan untuk meminimalkan pemberhentian kompresi dada.
KESIMPULAN
Ò  Kompresi dada merupakan salah satu faktor vital yang sangat penting dalam tindakan RJPO
Ò  Pedoman resusitasi                        peraturan mutlak
Ò  RJPO        Semangat penolong


shock,, luka bakar


SYOK
.Anatomi Sistem Sirkulasi
*       Sirkulasi terdiri dari :
*       Jantung
*       Pembuluh darah yang terdiri dari pembuluh darah vena dan arteri
*       Darah
Darah
*       Tanpa darah, tidak ada yang dipompakan oleh jantung
*       Jumlah darah pada manusia adalah kurang lebih 7% dari berat badan ideal, atau 70 cc/kg berat badan.
*       Dengan demikian manusia berat badan 50 kg akan mempunyai darah sebanyak 50 x 70 cc = 3500cc ( 3,5 liter ).
*       Darah terdiri dari cairan, dan sel-sel darah.
Sel-sel darah
*       Sel darah merah : membawa oksigen yang akan diedarkan keseluruh tubuh, dan mengangkut CO2 yang akan dikeluarkan lewat paru-paru.
*       Sel darah putih : memerangi kuman yang masuk tubuh ( melawan infeksi )
*       Sel pembeku (trombosit ) : untuk membekukan darah
                Darah yang keluar dari pembuluh darah kecil akan membeku dengan sendirinya,antara 3-10 menit, biasanya 6-7 menit, namun bila yang bocor adalah pembuluh darah besar, perdarahan tidak akan berhenti sampai penderita meninggal.

Pengertian:
Syok adalah kumpulan gejala-gejala yang diakibatkan oleh karena gangguan perfusi jaringan, yaitu aliran darah ke organ tubuh tidak dapat   mencukupi kebutuhannya
Yang penting dalam keadaan syok adalah
*       Pengenalan syok
*       Pengelolaan syok secara umum
*       Jenis syok
Pengenalan syok
*       Syok adalah keadaan dimana jaringan tidak mendapatkan darah. Gejala yang terjadi dapat sangat ringan sehingga sulit dikenali  ataupun dapat sangat berat sehingga mudah dikenali.
Pengenalan syok
*       Nadi :
                cepat dan kecil, pada syok yang sandat berat nadi mungkin tidak akan dapat diraba lagi.
*       Otak :
                bila kekurangan darah, maka terjadi gangguan fungsi otak.
                Sedikit; gelisah dan ketakutan.
                Syok berat; kehilangan kesadaran, koma sebelum meninggal.
Pengenalan syok
*       Paru-paru :
                Terjadi keadaan dimana sel-sel mengalami hipoksia, kekurangan oksigen. Tubuh akan bereaksi dengan membuat pernafasan menjadi lebih cepat.
                Pernafasan juga menjadi lebih dangkal.
*       Kulit :
                perabaan akan dinginnya kulit ini dilakukan terutama pada daerah tangan atau kaki.
Apabila kita mendapatkan  penderita yang kulit tangan atau kakinya dingin,
dan pada perabaan nadi kecil dan cepat,
maka sebaiknya penderita dianggap berada dalam keadaan syok.
Macam-macam Penyebab Syok
a.Syok Hipovolemi
*       Eksogenus :
                cairan keluar dari tubuh misal pada kasus       perdarahan, gastroenteritis (GE).
*       Endogenus :
                cairan keluar dari intravaskuler masuk kedalam ekstravaskuler, misal pada kasus DHF, luka bakar, hal ini terjadi karena adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
b. Syok kardiogenik
Penyebab :
                Miokard infark
                Gagal jantung
                Aritmia
c. Syok obstruktif
Penyebab :
   Tamponade pericard
   Trombus atau emboli
   Aneurysma aorta
 d. Syok distribusi
*       Syok neurogenik
*       Syok anafilaktik
*       Syok septic
Gejala danTanda-tanda syok secara umum
*       Gejala :
*       Gelisah  , ketakutan
*       Mual, muntah
                 - Haus
Tanda :   
*       Keringat dingin
*       Nadi cepat dan kecil ( takikardi )
*       Anggota tubuh dingin
*       Keringat dingin
*       Pernafasan cepat dan dangkal
*       Sianosis perifer
*       Kesadaran menurun
*       Produksi urine menurun
Penatalaksanaan  Asuhan Keperawatan Pada Pasien Syok
Pada prinsipnya penanganan syok meliputi tindakan ABC, tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis syok dan monitoring.
   Meningkatkan penghantaran O2 ke jaringan.
   Meningkatkan curah jantung & TD
   Resusitasi cairan.
   Kontraktilitas à Inotropik
                Atasi aritmia
Airway
*       Tanpa alat
                Tindakan pembebasan jalan nafas tanpa alat dilakukan dengan cara triple airway maneuver, head tilt, chin lift, jaw thrust. 
                Catatan bila pasien dengan kasus trauma servikal hanya boleh dilakukan jaw thrust.
*       Dengan alat
                Bila tindakan pembebasan jalan nafas tanpa alat tidak berhasil, maka harus dilakukan dengan menggunakan alat untuk pembebasan jalan nafas adalah : orofaring tube, nasofaring tube, endo tracheal tube, cricothyrotomi.
Breathing
Tindakan pemberian bantuan nafas;
.               Bernafas spontan , jalan nafas bebas -> oksigen nasal atau masker.
.  Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas tetapi tidak adekuat
                -> dibantu dengan menggunakan bag and mask atau ambu bag.
.  Intubasi -> ventilator.
PENATALAKSANAAN UMUM PADA PASIEN DENGAN SYOK;
1.       Pastikan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
      dipertahankan.
2.   Resusitasi cairan (mengganti volume yang hilang).
                a. IV kateter di dua vena periver
                b. Ambil darah untuk pemeriksaan laoratorium; hematokrit, hemoglobin,     elektrolit, untuk contoh darah (cross mach).
3.   Infus RL (mendekati komposisi plasma dan osmolalitas), transfusi, kontrol   perdarahan, pertahankan hemodinamik.
4.   Pasang kateter urine, evaluasi tiap 15 – 30 menit. Volume urine untuk menilai keadekuatan perfusi ginjal.
5.  Pemeriksaan fisik cepat untuk menentukan penyebab syok.
6. Pertahankan hemodinamik; nadi, tekanan darah pernafasan, suhu tubuh, warna  kulit, kadar hematokrit, hemoglobin, elektrolit dan haluaran urine.
7. Meninggikan kaki, sirkulasi serebral baik dan mendorong  aliran darah vena  kembali ke jantung (kontra indikas  pada cedera kepala).
8. Kolaborasi pemberian therapi inotropik ( Dopamin,untuk meningkatkan kerja kardiovaskuler).
9. Dukungan mekanisme defensif tubuh;
         a. Tenangkan dan nyamankan , untuk menghilangkan  rasa khawatir.
         b. Hilangkan nyeri, dengan kolaboratif untuk pemberian  analgesik dan    narkotik.
Penanganan syok hipovolemik
Karena perdarahan;
*       Hentikan sumber perdarahan
*       Kaji tanda-tanda vital seperti; nadi, tekanan darah, pernafasan, tingkat kesadaran, perfusi perifer dan produksi urine.
*       Kolaborasi dengan dokter tentang jumlah dan jenis cairan yang diberikan RL / NaCl 0,9% 2 sampai 4 kali jumlah defisit atau perdarahan. Bila jumlah perdarahan lebih dari 30% EBV tambahan plasma ekspander 10-20 cc/kgBB, untuk pasien yang kadar Hb nya kurang dari 8 gr% beri transfusi.
*       Monitor status cairan tubuh dengan cara menghitung pemasukan dan pengeluaran , monitor tanda-tanda vital, kalau perlu pasang CVP dan ukur secara berkala
Kehilangan cairan & elektrolit
*       Kaji kondisi pasien untuk menentukan tingkat dehidrasi
*       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan infus
*       Pemberian cairan berdasarkan gejala klinik atau derajat   dehidrasi:
                Ringan  2% dari BB (kg=liter )
   Sedang  5% dari BB
                Berat    8% dari BB.
                Contoh : BB pasien 50 kg mengalami dehidrasi berat maka   cairan yang diberikan adalah :
                8  x 50 kg = 4000cc (4 liter)
                                100
Kehilangan plasma darah
*       Kaji kondisi pasien meliputi pernafasan, tekanan darah, nadi, perfusi, produksi urine, tingkat kesadaran, luas luka bakar dengan menggunakan “rule of nine “
*       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan
*       Pemberian cairan pada luka bakar tergantung formula yang digunakan. Contoh formula Baxter, 4ccx BB x luas luka bakar, 1/2 nya diberikan pada 8 jam pertama, ½ nya diberikan 16 jam berikutnya.
*       Contoh kasus :
*       Berat badan pasien 50 kg, luas luka bakar 25%, maka cairan yang diberikan 4 x 50 x 25 = 5000cc,1/2 nya(2500cc) diberikan pada 8 jam pertama, dan sisanya diberikan 16 jam berikutnya.
Penanganan syok kardiogenik
*       Kaji kondisi pasien meliputi pernafasan, tekanan darah, nadi,    irama jantung, perfusi, keluhan nyeri dada.
*       Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan seperti:
*       Cairan infus
                Jenis dan jumlah sesuai dengan order dokter. Prinsipnya pemasangan infus pada kasus syok kardiogenik adalah untuk memasukkan obat dan pemberian cairan infus untuk rumatan karena pada kasus jantung seringkali pemberian cairan harus dibatasi.
*       Dopamin
                Dosis Dopamine 3-20Mcg (gama )/kgBB/menit. Peran perawat dalam pemberian Dopamine ini adalah mengencerkan dan melakukan penghitungan untuk menentukan jumlah larutan Dopamine yang harus diberikan setiap jamnya baik menggunakan infusion pump maupun syringe pump.
*       Diuretik
                Dosis yang diberikan 40 – 80 mg intra vena atau sesuai order dokter.
Penanganan syok kardiogenik
*       Obat-obatan anti aritmia
                Pemberian obat anti aritmia disesuaikan dengan jenis aritmia dan lokasi aritmia ( ventrikuler atau supra ventrikuler ), seperti : Lidokain, Sulfas Quinidin .
*       Buat rekaman ECG 12 lead selanjutnya pasang alat monitor (vital sign  monitor)
*       Persiapan pemasangan CVP , bila sudah terpasang ukur secara berkala, pertahankan CVP antara 10 -15 cmH2O.
*       Istirahatkan pasien dengan tujuan mengurangi beban jantung dan menurunkan kebutuhan jantung terhadap oksigen.
*       Lakukan monitoring /pemantauan terhadap oksigen dan lakukan pemeriksaan analisa gas darah secara berkala.
Syok Septik
Syok yang terjadi karena penyebaran   atau invasi kuman dan toksinnya dalam tubuh, yang berakibat vasodilatasi. 1.Terapi-terapi definitive:
Identifikasi dan singkirkan sumber  infeksi
Antibiotika sesuai kultur 
2. Terapi suportif :
Normalisasi volume darah
Pertahankan curah jantung yang adekwat
Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekwat
Monitoring
1.Perfusi perifer
                Meraba ujung-ujung ekstrimitas . Normal bila teraba hangat, kering dan berwarna kemerahan.
                Syok maka perfusi akan teraba basah, dingin dan terlihat pucat.
2.Tekanan darah
                Invasif. :
                Pengukuran TD invasif yaitu langsung melalui arteri line yang dhubungkan dengan monitor.Pengukuran dengan cara ini lebih akurat dan tekanan darah yang sangat rendahpun dapat terdeteksi.
                Non Invasif :
                Menggunakan manset, bisa secara manual   maupun elektrik atau dengan monitor
3.Nadi / irama jantung
                Manual: pengisian, frekwensi, teratur/tidak
                Monitoring EKG:frekwensi, irama    jantung, seperti : sinus takikardi,bradikardi, aritmia yang mengancam jiwa, iskemik, infark dll.
Monitoring
4.Produksi urine
                Pemasangan douwer kateter, untuk mengetahui dan mengatur balans cairan serta mengetahui fungsi vital .Pengukuran dilakukan tiap jam dengaan nilai normal 0,5 - 1cc/kgBB/jam.
5.Tekanan Vena Sentral ( CVP )
       Nilai normal 5-15cmH2O
6.Suhu Tubuh:
                Keadaansuhu tubuh pasien dan penilaian kemajuan keadaan perfusi.
7.Tingkat kesadaran :
                Pemantauan tingkat kesadaran diperlukan untuk   mengetahui perfusi ke otak.
8. Foto thorax :
                Perubahan paru dan jantung, letak kateter vena sentral dan swan ganz, letak ETT, dan letak drain thorax.
9.Analisa Gas Darah:
                Asam basa,  fungsi paru, keberhasilan terapi oksigen yang telah diberikan.
Prognosis
*       Lamanya syok berlangsung
*       Beratnya syok
*       Kecepatan penanganan yang benar
*       Kondisi sebelumnya
*       Penyakit penyerta
Akibat syok  yang berlanjut adalah kematian yang disebabkan gagalnya fungsi organ-organ vital yang bersifat irreversible.
Makin lama berlangsung dan makin berat derajad syok
à kerusakan organ makin besar.
M
akin cepat pertolongan à makin besar kemungkinan keberhasilannya.
Usia, gizi dan adanya penyakit lain
à mempengaruhi hasil penanganan syok.
Usia lanjut, gizi buruk dan penyakit sistemik
à memperburuk prognosis.
Luka Bakar
§  Jenis luka yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas kering, panas basah, tersengat listrik, bahan kimia, radiasi, suhu terlalu rendah (frostbite).
Klasifikasi luka bakar :
§  Panas kering.
§  Panas basah.
§  Tersengat listrik.
§  Bahan kimia.
§  Radiasi.
§  Frostbite.
Resiko Komplikasi
§  Syok hipovolemik/neurogenik
§  Distres pernafasan
§  Gangguan kardiovaskuler: gangguan irama (pada luka bakar listrik) dan gagal jantung
§  Gagal ginjal akut
Compartmen syndrome (pada LB derajat III daerah ekstremitas
Resusitasi cairan, hipothermi,  dan infeksi.
§  Resusitasi cairan : (Form Baxer atau Parkland)
                                                4 ml RL x BB kg x % PLTT
§  Pemberian :
8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.
8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.
8 jam III diberikan sisanya.
§  Contoh :
        BB pasien 50 Kg, luas luka bakar 40 %, maka kebutuhan cairan   pasien adalah 4 x 50 x 40 = 8.000 ml.
        Diberikan :
8 jam I diberikan                               : 4.000 ml
8 jam II diberikan                             : 2.000 ml
8 jam III diberikan                            : 2.000 ml
§  Pencegahan hipothermi : suhu kamar disesuaikan agar suhu tubuh pasien 36 – 37 OC
§  Pengendalian infeksi :
        Pencucian luka.
        Pembalutan.
        Tehnik aseptik.
        Pemberian salep luka bakar.
        Pembalutan serta pemberian tetanus toxoid dan ATS.
Penatalaksanan perawatan luka dan therapy
Perawatan luka
        Cuci luka dengan cairan deterjen yang menandung desinfektan (cairan deterjen yang menandung desinfektan  : NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik
        Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan)
        Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah ke ruang rawat khusus)
        Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
        Antasida , H2 antagonis
        Roborantia (vitamin C, vitamin A)
        Analgetik
        Antibiotika
        Terapi cairan
Masalah keperawatan
1.       Gangguan volume cairan: kurang berhubungan dengan peningkatan evaporasi, permeabilitas kapiler.
§  Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan) setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit)
§  Pasang infus dan berikan cairan sesuai dengan indikasi
§   Monitor tetesan infus sesuai dengan indikasi
§  Pasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II dan III
§  Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam. Evaluasi kecenderungan.
§  Laporkan bila jumlah urin < 30 atau > 70 ml perjam
§  Monitor Ht, BUN, elektrolit setiap 12 jam sesuai perintah
Keracunan
§  Masuknya suatu zat racun kedalam tubuh yang mempunyai efek membahayakan /mengganggu fungsi organ dan tidak ditentukan oleh jumlah,jenis, frekuensi dan durasi yang disengaja maupun disengaja bahkan dapat menimbulkan kamatian.
PENGKAJIAN
§  PRIMER
1.       A.B.C
2.       Jenis racun
3.       Durasi, frekuensi
4.       Lokasi
5.       Kesadaran menurun
§  SEKUNDER
1.       Laboratorium
2.       Riwayat gigitan/ sengatan serangga
3.       Riwayat kontak/ mengkonsumsi zat racun
4.       Inspeksi kulit, tanda-tanda reaksi zat/gigitan beracun
TANDA DAN GEJALA UMUM
§  Seseorang yang sehat mendadak sakit
§   Gejala tak sesuai dengan kondisi patologik tertentu
§   Progresif / cepat dan intoleranble
                Catatan:
        Anamnestik menunjukan kearah keracunan (Terutama pada kasus bunuh diri, dan kecelakaan)
        Keracunan kronik à penggunaan obat waktu lama/ lingk.pekerjaan yg berhubungan dgn zat kimia
§  Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentukPadat : Makanan, obat-obatan
§  Gas/ inhalasi    : Misalnya CO
§  Gigitan serangga dan ular berbisa
§  Napza
§  Cair     : Alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Prinsip penatalaksaan keracunan secara umum
§  Penyebab keracunan
§  Bersihkan saluran napas dari kotoran, lendir atau muntahan
§  Berikan bantuan napas kalau terjadi henti napas, jangan berikan dari mulut ke mulut, atau gunakan sapu tangan
§  Hindari aspirasi gas racun dari pasien
§  Mencegah/ menghentikan penyerapan racun
§  Mengeluarkan racun yang telah diserap
§  Pengobatan simtomatik
§  Pengobatan spesifik dan antidotum
KERACUNAN MAKANAN
§  PENGERTIAN:
                Keracunan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan dalam jumlah dan frekuensi yang tdk ditentukan dengan gejala bervariasi.
§  JENIS :
        Jengkol
        Singkong
        Tempe Bongkrek
        Makanan kaleng
        Jamur
        Makanan laut
KERACUNAN KOROSIF
§  PENGERTIAN:
                Gangguan yang diakibatkan oleh meminum / mengkonsumsi zat kimia sengaja atau tidak sengaja dengan dampak perubahan pada sistem tubuh
                JENIS :
1.       Produk alkalin: Lye, pembersih lantai, pembersih         toilet, detergent, pembersih oven tablet clinitest, baterei.
2.       Produk asam: Pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilang karat
Keracunan Inhalasi
PENGERTIAN :
§  Terhirupnya suatu zat melalui organ pernapasan sengaja atau tidak dan menimbulkan gejala yang khas (sesak napas )
Jenis :
1.       Carbon dioksida ( CO )
2.       Karbon Monoksida
Keracunan organofospat
§  PENGERTIAN :
Keracunan insektisida golongan organofosfat dalam jumlah sedikit atau banyak yang menimbulkan gangguan multi organ yang dapat menimbulkan kematian.
Jenis :
§  Paration
§  Malaion
§  Baygon
Keracunan Hidrokarbon
§  Pengertian;
§  Merupakan jenis keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi atau inhalasi  senyawa hidrokarbon yang disengaja dengan dampak gangguan fungsi organ tubuh
§  Jenis
1.       Bensin
2.       Minyak tanah
Gigitan ular
A.Pengertian:
§  Perubahan multi organ secara cepat akibat gigitan ular dengan tanda yang jelas dan dapat menimbulkan kematian secara mendadak.
B. Jenis:
§  Famili Elapidae: Ular welung,welang sendok, ular anang, ular cabai
§  Famili Crotalidae: Ular tanah, Ular hijau, alau bandotan puspo
§  Famili hydropidae: Ular laut
§  Famili Colubridae: Ular pohon
Efek bisa ular
§  Neurotoksik
§  Hemoragik
§  Trombigenik
§  Sitotoksik
§  Antifibrin
§  Antikoalgulan
§  Kardiotoksik
§  Gangguan vaskuler (merusak  tunika intima)
§  Menghasilkan zat: kinin, histamin, slow reacting substance
Ciri-ciri ular secara khusus
§  Ular berbisa
1.       Bentuk kepala segi tiga
2.       Dua gigi taring besar dirahang atas
3.       Dua luka gigitan utama akibat gigi taring
Anti toksin
§  Efektif dalam 12 jam
§  Kebutuhan anak lebih banyak dibanding orang dewasa
§  Uji sensitifitas harus dilakukan sebelum pemberian
§  Pemberian IV dengan diencerkan 500-1000 ml normo salin dengan kecepatanmeningkat setiap 10menit
§  Dosis total harus diinfus selama 4-5 jam pertama setelah keracunan
§  Terapi profolaksis : ATS, TT, AB spektrum
                 luas
§  Dosis tergantung dari tipe ular dan keparahan gigitan
§  Dosis awal diulang sampai gejala menurun
§  Daerah yang terkena diukur setiap 30 60 menit selama 24 jam
Gigitan Hewan/ Serangga
Pengertian
§  Sengatan atau gigitan serangg yang meninggalkan bekas pada bagian tubuh dengan variasi bentuk dan menimbulkan gejala yang berbeda.
Jenis;
§  Sengatan : tawon
§  Gigitan : Anjing, kera, kucing, kalajengking
Keracuanan Narkotika
Pengertian
Keracunan yang diakibatkan oleh penyuntikan Obat Golongan narkotika yang berdampak pada kelainan mental organik dan kematian
Jenis :
Morfin
Heroin
Shabu-shabu
Dekontaminasi
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi efek dari bahan berbahaya baik efek lokal maupun sistemik yang dipengaruhi oleh bahan beracun.
Jenis :
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi kulit
Dekontaminasi saluran napas
Dekontaminasi saluran cerna
3.       Pengobatan simtomatik
§  Edema paru à oksigen, dexametason.
§  Cegah dan atasi syok dan hipotensi
§  Penurunan kesadaran à tak perlu obat stimultan. Kejang à diazepam 5-10 mg atau luminar 100 -200 mg im
§  Edema cerebri à manitol 20 % 5 – 10 ml/kk bb iv lambat atau dexametason
Tindakan suportif : Observasi ttv, keseimbanagan asam  basa dan elektrolit, therapi infeksi
3.       Pengobatan spesifik dengan antidotum
Antidot spesifik bahan racun
§  Alkohol opium   antidot spesifik                 Nalakson
§  Paracetamol                                                       Sisteamin, asetil sistei
§  Sianida                                                                  Dikobal Edetat
§  Organofospat                                                    Atropin, pralidoksin
§  Logam berat besi                                                             Desferoksamin
§  Logam berat arsen                                          Dimerkaprol
§  Logam berat air raksa                                     N asetil penisilamin
§  Tembaga                                                                             D Pinisilamin
§  Timbal                                                                   Dimerkaprol
§  Metanol etilen glikol                                       Etanol
§  Antidepresan trisiklik                                     Fisostigmin
§  Anti koagulan kumarin                                   Vitamin K